Rabu, 07 Februari 2018

Modul 9 - DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)

LAPORAN PRAKTIKUM
JARINGAN KOMPUTER
MODUL IX
“DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)”
Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Bahasa Pemrograman 1
Dosen Pengampu : Iwan Lesmana, S.Kom., M.Kom.





Disusun Oleh
Nama : Alan Agustriana
NIM : 20160910073
Kelas : SI S1-2016-C



FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS KUNINGAN
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Praktikum Jaringan Komputer. Shalawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyusun laporan ini dengan tema  Pengenalan Jaringan Dengan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). Laporan ini menjelaskan tentang konfigurasi IP Address secara otomatis dengan DHCP.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-masing dan terima kasih kepada dosen Jaringan Komputer yaitu Iwan Lesmana S.Kom.,  M.Kom yang telah membimbing penulisdalam menyusun laporan.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.


Kuningan,  Januari 2018
                                                                                                                                         

                                                                                                                Penulis.




DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
1.2 Masksud dan Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Desain Jaringan 
2.2 Konfigurasi DHCP Server
2.3 Konfigurasi DHCP Client
2.4 Latihan & Tugas

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

Kelebihan DHCP
  • Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server. DHCP menyediakan alamat-alamat IP secara dinamis dan konfigurasi lain.
  • DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang tidal bisa dipakai oleh client yang lain.
  • DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
  • Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP.
  • Mencegah terjadinya IP conflict.

Kekurangan DHCP
  • Semua pemberian IP bergantung pada server, maka dari hal itu jika server mati maka semua komputer akan disconnect dan saling tidak terhubung.

Metode dalam konfigurasi DHCP ada dua,diantaranya:
  1. Konfigurasi dengan range secara random otomatis IP.Pemberian IP address kepada client secara random dan dapat berubah-ubah namun masih dalam range IP address yang ditentukan.
  2. Konfigurasi dengan Fixed alamat IP address.Pemberian IP address yang sifatnya tetap value pada client yang memerlukan data MAC address.


1.2 Maksud dan Tujuan
  • Memahami tentang Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Desain Jaringan

Dengan menggunakan simulator cisco packet tracer, tambahkan switch dan server kemudian sambungkan dan berikan IP Address sesuai dengan desain jaringan berikut :

Lakukan penyettingan IP Address Server menjadi static dengan IP Addres : 192.168.0.3/24 Subnetmask 255.255.255.0 Default Gateway 192.168.0.1 dan DNS Server 192.168.0.2


Setting IP Address pada PC0 menjadi DHCP


2.2 Konfigurasi DHCP Server

Lakukan konfigurasi DHCP RANGE pada server0, sesuai dengan langkah-langkah berikut:
    Klik kiri pada Server) -> Pilih Tab Service -> Kemudian sesuaikan konfigurasinya dengan tampilan berikut: 
       
      Lanjutkan  dengan menekan tombol Save. 



        2.3 Konfigurasi DHCP Client 

        Rubah konfigurasi IP Address pada PC0 menjadi DHCP, sesuaikan dengan tampilan berikut ini:


        Tampak bahwa PC0 otomatis mendapatkan IP Address sesuai dengan IP DHCP Range pada server dan IP Gateway & DNS Server yang sudah ditetapkan dikonfigurasi DHCP Server.

        Tampilkan detail konfigurasi IP Address di PC0 dengan menggunakan perintah: ipconfig/all



        2.4 Latihan dan Tugas 

        1. Tambahkan sebuah PC ke jaringan (koneksikan ke Switch Port yang tersedia) kemudian setting IP Address menjadi DHCP!

        Diagram jaringan menggunakan dua buah PC, satu buah switch, dan satu buah Server
        Lakukan penyambungan dengan kabel straight
        2. Tampilkan detail konfigurasi IP Address yang dikirimkan oleh server (IP Lease) kepada PC tersebut)

        Lakukan penyetingan DHCP pada setiap masing-masing PC





        3. Lakukan konfigurasi DHCP Server, sehingga tiap PC Client mendapatkan IP di alamat network : 10.20.30.0/24 dengan gateway : 10.20.30.1/24 dan DNS Server 10.20.30.2

        Lakukan penyetingan server dengan setingan sebagai berikut:

        NETWORK 10.20.30.0/24
        DHCP RANGE 10.20.30.4 - 10.20.30.254
        GATEWAY 10.20.30.1
        DNS SERVER 10.20.30.2
        IP ADDRESS 10.20.30.3


        Maka Server Client akan mendapatkan IP Addres 10.20.30.4 - 10.20.30.254

        Maka secara otomatis akan mendapatkan IP pada masing-masing PC sebagai berikut :



        4. Buktikan dengan menampilkan hasil perintah ipconfig/all salah satu PC Client!




        BAB III
        PENUTUP
        3.1 Kesimpulan

        DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memeberikan alamat IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan alamat IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta alamat IP disebut sebagai DHCP client. DHCP ini juga memudahkan dalam penyetingan alamat IP Address. Biasanya DHCP sering digunakan untuk sambungan internet (wifi) wireles .


        Modul 8 - Dynamic Routing

        LAPORAN PRAKTIKUM
        JARINGAN KOMPUTER
        MODUL VIII
        “Dynamic Routing (Open Shortest Part First)”
        Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Bahasa Pemrograman 1
        Dosen Pengampu : Iwan Lesmana, S.Kom., M.Kom.






        Disusun Oleh
        Nama : Alan Agustriana
        NIM : 20160910073
        Kelas : SI S1-2016-C



        FAKULTAS ILMU KOMPUTER
        PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
        UNIVERSITAS KUNINGAN
        2017



        KATA PENGANTAR

        Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Praktikum Jaringan Komputer. Shalawat dan salam kita hanturkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya hingga akhir zaman.

        Penulis menyusun laporan ini dengan tema Dynamic Routing (Open Shortest Part First). Laporan ini menjelaskan tentang routing protocol yang berkomunikasi dengan router lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada.

        Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-masing dan terima kasih kepada dosen Jaringan Komputer yaitu Iwan Lesmana S.Kom.,  M.Kom yang telah membimbing penulisdalam menyusun laporan.

        Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.


        Kuningan, 6 Januari 2018
                                                                                                                                                 

                                                                                                                        Penulis.


        DAFTAR ISI

        Kata Pengantar
        Daftar Isi

        BAB I PENDAHULUAN
        1.1 Landasan Teori
        1.2 Maksud dan Tujuan

        BAB II PEMBAHASAN
        2.1  Desain Jaringan 
        2.2 Konfigurasi IP Address
        2.3 Konfigurasi Dynamic Routing OSPF
        2.4 Latihan & Tugas

        BAB III PENUTUP
        3.1 Kesimpulan

        DAFTAR PUSTAKA


        BAB I
        PENDAHULUAN
        1.1 Landasan Teori

        Dynamic routing adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks.
        Dynamic routing di bagi menjadi 2, yaitu:
        1. Interior Gateway Protokol
        2. Exterior Gateway Protokol
        Open Shortest Path First (OSPF) adalah routing dinamic yang masing router memiliki tabel daftar ID dari router-reiuter yang terkoneksi. Jalan yang akan di lalui adalah route yang nilainya terpendek (sesuai dengan namanya). Routing model ini termasuk smart route karena jika terputus akan mencari jalan lain secara otomatis.
        Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS.
        Routing Information Protocol (RIP) adalah protokol routing dinamik yang berbasisdistance vector. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan converge. RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil dari pada protocol yang lainnya.
        Dynamic Routing
        Merupakan metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing kita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan masukan ke routing table secara manual.
        Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.
        Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai berikut:
        Network Discovery
        Memelihara dan meng-update tabel routing- automatic network discovery. Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama.
        Daripada mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik.

        Maintaining routing tables.
        Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.

        IP routing protocol
        ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan:
               
              1. Routing Information Protocol (RIP)
        Kelebihan

        • RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update)
        • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
        Kekurangan
        • Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
        • RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada

              2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

        Kelebihan
        • support = 255 hop count
        Kekurangan
        • Jumlah Host terbatas
              3.Open Shortest Path First (OSPF)

        Kelebihan
        • Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
        • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
        Kekurangan
        • Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit
              4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)

        Kelebihan
        • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
        • Memerlukan fitur loop avoidance
        Kekurangan
        • Hanya untuk Router Cisco

              5. Exiterior Gateway Protocol (EGP)

        Kelebihan
        • Sangat sederhana dalam instalasi
        Kekurangan
        • Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi




        1.2 Maksud dan Tujuan
        • Memahami tentang static routing
        • Mampu menambahkan informasi routing pada router.
        • Melakukan troubel shooting pada internetwork.




        BAB II
        PEMBAHASAN

        2.1 Desain Jaringan

        Pada lembar kerja baru Cisco Packet Tracer, buat jaringan sesuai dengan tampilan desain jaringan berikut ini :


        2.2 Konfigurasi IP Address

        Konfigurasi  IP Address pada PC

        Sesuaikan IP Address pada tiap PC sesuai dengan informasi tabel berikut :


        NO
        NODE
        IP Address
        Netmask
        Gateway
        1
        PC0/Fa0
        10.0.1.2
        255.255.255.0
        10.10.1.1
        2
        PC1/Fa0
        10.0.2.2
        255.255.255.0
        10.10.2.1

         


         Konfigurasi IP Adress pada Router


        Router Kuningan
        Interface
        IP Address
        Netmask
        Fa0/0 Gateway NetKuningan
        10.0.1.1
        255.255.255.0
        Gig1/0 Link to router Cirebon
        192.168.1.1
        255.255.255.252
          



        Router Cirebon
        Interface
        IP Address
        Netmask
        Fa0/0 Gateway NetCirebon
        10.0.2.1
        255.255.255.0
        Gig1/0 Link to router Kuningan
        192.168.1.2
        255.255.255.252
           




        2.3 Konfigurasi Dynamic Routing OSPF 

        Tampilkan routing tabel pada tiap router, sesuaikan dengan tampilan informasi routing berikut :



        Tampak pada informasi - informasi diatas bahwa pada tiap router baru ada 2 jaringan di routing masing - masing router.


        Coba lakukan test koneksi menggunakan tool ping dari PC Kuningan!


        Lakukan juga testing routing packet dengan menggunakan tool tracert dari tiap PC!


        Tambahkan informasi routing pada tiap router dengan Protocol Dynamic (OSPF)

        Masuk ke CLI Router Kuningan dan jalankan perintah berikut :


        Masuk ke CLI Router Cirebon dan jalankan perintah berikut :




        Tampilkan routing tabel pada tiap router dan bandingkan dengan tampilan informasi routing berikut :


        Pada tampilan diatas, semua jaringan sudah dirouting tabel semua router. Simbol C menandakan Connected dan simbol O menandakan bahwa jaringan tersebut timabahkan otomatis menggunakan protocol routing OSPF.

        Lakukan testing koneksi antar jatingan dengan menggunakan tool ping dan tracert dari PC Kuningan ke semua node jaringan! Pastikan hasilnya sukses.



        2.4 Latihan dan Tugas 
          Dengan menggunakan simulator Cisco Packet Tracer, buat jaringan sesuai dengan diagram berikut ini :
            Tambahkan 4 buah PC dan 4 buah router, untuk tiap masing - masing router dilengkai interface 1 CFE dan 3 FGE.
            Kemudian sambungan sesuai diagram.
            Lakukan konfigursi IP Address pada tiap PC dan Router
            Konfigurasi  IP Address pada PC, sesuaikan IP Address pada tiap PC sesuai dengan informasi tabel berikut :


            NO
            NODE
            IP Address
            Netmask
            Gateway
            1
            PCJAKARTA/Fa0
            10.0.1.2
            255.255.255.0
            10.10.1.1
            2
            PCKUNINGAN/Fa0
            10.0.2.2
            255.255.255.0
            10.10.2.1
            3
            PCCIREBON/Fa0
            10.0.3.2
            255.255.255.0
            10.10.3.1
            4
            PCMAJALENGKA/Fa0
            10.0.4.2
            255.255.255.0
            10.10.4.1

            Router Jakarta
            Interface
            IP Address
            Netmask
            Fa0/0 Gateway NetJakarta
            10.0.1.1
            255.255.255.0
            Gig1/0 Link to router Kuningan
            192.168.1.1
            255.255.255.252
            Gig2/0 Link to router Cirebon
            192.168.2.1
            255.255.255.252
            Gig3/0 Link to router Majalengka
            192.168.3.1
            255.255.255.252

            Router Kuningan
            Interface
            IP Address
            Netmask
            Fa0/0 Gateway NetKuningan
            10.0.2.1
            255.255.255.0
            Gig1/0 Link to router Jakarta
            192.168.1.2
            255.255.255.252
            Gig2/0 Link to router Cirebon
            192.168.4.2
            255.255.255.252
            Gig3/0 Link to router Majalengka
            192.168.5.1
            255.255.255.252

            Router Cirebon
            Interface
            IP Address
            Netmask
            Fa0/0 Gateway NetCirebon
            10.0.3.1
            255.255.255.0
            Gig1/0 Link to router Jakarta
            192.168.2.2
            255.255.255.252
            Gig2/0 Link to router Kuningan
            192.168.4.1
            255.255.255.252
            Gig3/0 Link to router Majalengka
            192.168.6.1
            255.255.255.252

            Router Majalengka
            Interface
            IP Address
            Netmask
            Fa0/0 Gateway NetCirebon
            10.0.4.1
            255.255.255.0
            Gig1/0 Link to router Jakarta
            192.168.3.2
            255.255.255.252
            Gig2/0 Link to router Kuningan
            192.168.5.2
            255.255.255.252
            Gig3/0 Link to router Cirebon
            192.168.6.2
            255.255.255.252


            Tambahkan informasi routing yang belum ada pada tabel routing tiap router dengan menggunakan Protocol Routing OSPF!



              
            Tampikan informasi routing / tabel routing pada tiap router !





            Semua jaringan harus bisa berkomunikasi. Testing koneksi antar jaringan dengan menjalankan tool ping dari PC Kuningan ke tiap PC jaringan lain.
              Tampilkan perjalanan packet dari PC Kuningan <-> PC Jakarta. Berapa HOP? Buktikan denga menggunakan tool tracert. 






                BAB III
                PENUTUP
                3.1 Kesimpulan

                Routing adinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing tabel pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses CPU, router, dan penggunaan bandwidth dari link jaringan

                Router dinamis adalah router yang merutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat routing yang baru.